latest Post

PARIWISATA DI SURAKARTA / SOLO

Keraton Kasunanan Surakarta

KERATON SURAKARTA dibangun oleh Pakoe Boewono II pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya ibukota Keraton berada di Kartasura, yang berjarak lebih kurang 12 km barat Kota Solo. Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan bermacam benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi. Beberapa koleksi yang ada diantara lain kereta kencana, bermacam-macam senjata, wayang kulit dan benda-benda peninggalan jaman dulu lainnya. Keraton Kasunanan Surakarta dibuka untuk umum setiap hari jam 08.30-14.00, dan hari Minggu jam 08.30-13.00. Kraton tutup pada hari Jumat.

Secara fisik bangunan Keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti dan lingkungan pendukungnya seperti Gapura (pintu gerbang) yang disebut Gladag pada bagian Selatan. Kemudian ada dua Alun-alun di sebelah Utara dan Selatan kompleks Keraton. Juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal yaitu Pasar Klewer. Kyai Slamet, Kerbau putih yang dikeramatkan sebagai salah satu pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.

Museum Radya Pustaka

Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia. Dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X. Museum Radya Pustaka juga memiliki perpustakaan yang menyimpan buku-buku budaya dan pengetahuan sejarah, seni dan tradisi serta kesusastraan baik dalam bahasa Jawa Kuno maupun Bahasa Belanda.

Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi, bertempat didalam kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari. Di museum ini tersimpan koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai seni dan sejarah tinggi, antara lain : Beberapa arca batu dan perungggu dari zaman Hindu dan Budha. Koleksi keris kuno dan berbagai senjata tradisional, seperangkat gamelan, wayang kulit & wayang beber,koleksi keramik dan berbagai barang seni lainnya.

The Museum Radya Pustaka juga menyediakan buku tentang sejarah budaya dan seni. Sebagian besar buku disini ditulis dalam bahasa jawa dan juga bahasa belanda. Museum Radya Pustaka buka pada hari Selasa sampai Minggu jam 8.30-13.00.


Pura Mangkunegaran

PURA MANGKUNEGARAN dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.
PENDOPO adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem. Gamelan yang sebagaian besar masih lengkap ini dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional. Di dalam DALEM terdapat Pringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam pringitan, ada beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, pelukis kenamaan Solo.
Dalem juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, kitab-kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram, koleksi berbagai perhiasan emas dan koleksi beberapa potret Mangkunegoro.
Pura Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko. Koleksi topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Jogjakarta, Cirebon, Madura dan Bali.
Beberapa koleksi topeng dari China. Pengunjung dapat memperoleh berbagai souvenir dan cinderamata di Pare Anom art shop. Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum setiap hari jam 09.00-14.00, Jumat jam 09.00-12.00, Minggu jam 09.00-14.00. Ada juga beberapa koleksi kereta yang digunakan untuk upacara-upacara tradisional.


Kebun Binatang Jurug

Taman Satwa Taru Jurug atau Kebun Binatang Jurug  merupakan salah satu objek wisata di Kota Surakarta yang dibangun pada tahun 1878. Taman Jurug menawarkan lokasi yang indah untuk beristirahat, di dalamnya terdapat berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Dengan konsep wisata alam, jalan-jalan di dalam taman dikelilingi pohon-pohon besar dan rindang. Di dalam lokasi taman, kita akan sering menjumpai kawanan monyet dan berbagai jenis spesies burung.

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, dekat perbatasan dengan Karanganyar. Taman wisata yang dahulu sempat menjadi primadona pariwisata di kota Solo ini, kini seakan kehilangan pamornya karena kurangnya pengelolaan selama bertahun-tahun
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ)  pada mulanya dibangun oleh PT Bengawan Permai pada tahun 1972 dengan nama Taman Jurug, saat itu Taman Jurug hanya berupa taman dan berbagai macam permainan.

Sebelumnya, satwa-satwa yang ada di Taman Satwa Taru Jurug merupakan satwa yang berada di kawasan Taman Sriwedari (dulunya bernama Taman Bonrojo /Kebon Raja), dibangun oleh Paku Buwono X pada sekitar tahun 1870an. Kiai Anggoro, seekor gajah milik Keraton Surakarta  pernah menjadi maskot Bonrojo atau Bonbin Taman Sriwedari.

Setelah Sinuhun Paku Buwono X mangkat pada tahun 1939, kebun binatang (bonbin) Sriwedari lambat laun menjadi kurang terawat sehingga jumlah satwa menurun. Tahun 1986 kebun binatang tersebut diambil alih oleh Pemkot Surakarta. Untuk menjamin kehidupan satwa, maka kebun binatag dipindahkan ke Taman Jurug dengan dibentuk sebuah yayasan bernama Yayasan Bina Satwa Taruna. Sejak saat itu, nama Taman Jurug diganti nama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

Salah satu koleksi satwa di TSTJ
Salah satu koleksi satwa di TSTJ
Hingga saat ini, Taman Satwa Taru Jurug masih sering dikunjungi oleh para wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Letaknya yang berada di pinggir jalan utama, akses menuju tempat ini cukuplah mudah. Jika menggunakan kendaraan pribadi bisa lewat jalur utama Solo-Surabaya, letak taman Satwa Taru Jurug berada tepat disebelah timur Universitas Sebelas Maret Surakarta.



Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) sejak dulu sudah menjadi salah satu ikon wisata di Kota Solo. Lokasi ini cukup nyaman untuk bersantai sambil menikmati berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Pohon-pohon besar dan rindang bisa menjadi wahana untuk jalan-jalan dan berkeliling bersama keluarga.

FESTIVAL-GETEK
Festival Getek di Bengawan Solo
Koleksi binatang di Taman Satwa Taru Jurug relatif  lengkap, hal ini bisa dijadikan sebagai sarana pengenalan binatang kepada anak-anak maupun pelajar Pra-sekolah maupun Sekolah Dasar. Beberapa fasilitas penunjang di Taman Satwa Taru Jurug diantaranya  masjid, arena bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, dan menunggang gajah. Pada waktu tertentu, anda juga bisa menyaksikan atraksi reog/jaran dor, pertunjukan musik, acara Syawalan dan Festival Gethek yang diselenggarakan setahun sekali.

Suasana Taman Gesang di TSTJ
Suasana Taman Gesang di TSTJ
Di dalam kompleks Taman Satwa Taru Jurug  juga terdapat sebuah monumen untuk menghormati seniman keroncong legendaris Gesang. Di tempat tersebut didirikan  sanggar seni dan patung Gesang sang pencipta lagu Bengawan Solo. Konon kabarnya, Gesang memperoleh inspirasi lagu Bengawan Solo ketika sedang berada di taman ini.

Ngarsopuro

Datang ke Solo belum lengkap jika belum mampir ke Ngarsoupro. Kawasan yang satu ini sengaja ditata secara artistik dengan lampu-lampu di sepanjang jalan dan tempat d2.uduk yang menambah suasana harmonis. Kesan nyeni sangat kuat terasa karena Anda bisa melihat lukisan-lukisan yang terpajang, lampu jalan yang dibungkus sangkar burung, dan patung-patung yang berjajar sepanjang jalannya. So, classic one!!
Kesan vintage terasa sangat kental di Ngarsopuro sehingga kawasan ini sering dijadikan tempat nongkrong oleh kawula muda. Uniknya, Night Market Ngarsopuro hanya bisa dinikmati setiap Sabtu dan Minggu dimulai pukul 19.00—21.00 WIB. Anda bisa melihat berbagai macam produk, mulai dari suvenir, kerajinan tangan, batik, hingga kuliner khas Solo. Semuanya dijual dengan harga miring di Ngarsopuro Night Market yang berlokasi di depan Pasar Triwindu serta pelataran halaman Keraton Mangkunegaran ini.
Di tempat ini juga Anda bisa menjumpai pertunjukan musik dan tari-tarian dari para penggiat seni di Solo. Wisata malam Anda akan lengkap jika berkunjung ke Ngarsopuro. Bisa berwisata sekaligus menikmati khasnya budaya Solo serta membeli barang-barang sebagai suvenir dengan harga yang nyaman di kantong.
Keraton Kasunanan Surakarta

KERATON SURAKARTA dibangun oleh Pakoe Boewono II pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya ibukota Keraton berada di Kartasura, yang berjarak lebih kurang 12 km barat Kota Solo. Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan bermacam benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi. Beberapa koleksi yang ada diantara lain kereta kencana, bermacam-macam senjata, wayang kulit dan benda-benda peninggalan jaman dulu lainnya. Keraton Kasunanan Surakarta dibuka untuk umum setiap hari jam 08.30-14.00, dan hari Minggu jam 08.30-13.00. Kraton tutup pada hari Jumat.

Secara fisik bangunan Keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti dan lingkungan pendukungnya seperti Gapura (pintu gerbang) yang disebut Gladag pada bagian Selatan. Kemudian ada dua Alun-alun di sebelah Utara dan Selatan kompleks Keraton. Juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal yaitu Pasar Klewer. Kyai Slamet, Kerbau putih yang dikeramatkan sebagai salah satu pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.

Museum Radya Pustaka

Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia. Dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X. Museum Radya Pustaka juga memiliki perpustakaan yang menyimpan buku-buku budaya dan pengetahuan sejarah, seni dan tradisi serta kesusastraan baik dalam bahasa Jawa Kuno maupun Bahasa Belanda.

Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi, bertempat didalam kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari. Di museum ini tersimpan koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai seni dan sejarah tinggi, antara lain : Beberapa arca batu dan perungggu dari zaman Hindu dan Budha. Koleksi keris kuno dan berbagai senjata tradisional, seperangkat gamelan, wayang kulit & wayang beber,koleksi keramik dan berbagai barang seni lainnya.

The Museum Radya Pustaka juga menyediakan buku tentang sejarah budaya dan seni. Sebagian besar buku disini ditulis dalam bahasa jawa dan juga bahasa belanda. Museum Radya Pustaka buka pada hari Selasa sampai Minggu jam 8.30-13.00.


Pura Mangkunegaran

PURA MANGKUNEGARAN dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.
PENDOPO adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem. Gamelan yang sebagaian besar masih lengkap ini dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional. Di dalam DALEM terdapat Pringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam pringitan, ada beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, pelukis kenamaan Solo.
Dalem juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, kitab-kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram, koleksi berbagai perhiasan emas dan koleksi beberapa potret Mangkunegoro.
Pura Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko. Koleksi topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Jogjakarta, Cirebon, Madura dan Bali.
Beberapa koleksi topeng dari China. Pengunjung dapat memperoleh berbagai souvenir dan cinderamata di Pare Anom art shop. Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum setiap hari jam 09.00-14.00, Jumat jam 09.00-12.00, Minggu jam 09.00-14.00. Ada juga beberapa koleksi kereta yang digunakan untuk upacara-upacara tradisional.


Kebun Binatang Jurug

Taman Satwa Taru Jurug atau Kebun Binatang Jurug  merupakan salah satu objek wisata di Kota Surakarta yang dibangun pada tahun 1878. Taman Jurug menawarkan lokasi yang indah untuk beristirahat, di dalamnya terdapat berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Dengan konsep wisata alam, jalan-jalan di dalam taman dikelilingi pohon-pohon besar dan rindang. Di dalam lokasi taman, kita akan sering menjumpai kawanan monyet dan berbagai jenis spesies burung.

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, dekat perbatasan dengan Karanganyar. Taman wisata yang dahulu sempat menjadi primadona pariwisata di kota Solo ini, kini seakan kehilangan pamornya karena kurangnya pengelolaan selama bertahun-tahun
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ)  pada mulanya dibangun oleh PT Bengawan Permai pada tahun 1972 dengan nama Taman Jurug, saat itu Taman Jurug hanya berupa taman dan berbagai macam permainan.

Sebelumnya, satwa-satwa yang ada di Taman Satwa Taru Jurug merupakan satwa yang berada di kawasan Taman Sriwedari (dulunya bernama Taman Bonrojo /Kebon Raja), dibangun oleh Paku Buwono X pada sekitar tahun 1870an. Kiai Anggoro, seekor gajah milik Keraton Surakarta  pernah menjadi maskot Bonrojo atau Bonbin Taman Sriwedari.

Setelah Sinuhun Paku Buwono X mangkat pada tahun 1939, kebun binatang (bonbin) Sriwedari lambat laun menjadi kurang terawat sehingga jumlah satwa menurun. Tahun 1986 kebun binatang tersebut diambil alih oleh Pemkot Surakarta. Untuk menjamin kehidupan satwa, maka kebun binatag dipindahkan ke Taman Jurug dengan dibentuk sebuah yayasan bernama Yayasan Bina Satwa Taruna. Sejak saat itu, nama Taman Jurug diganti nama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

Salah satu koleksi satwa di TSTJ
Salah satu koleksi satwa di TSTJ
Hingga saat ini, Taman Satwa Taru Jurug masih sering dikunjungi oleh para wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Letaknya yang berada di pinggir jalan utama, akses menuju tempat ini cukuplah mudah. Jika menggunakan kendaraan pribadi bisa lewat jalur utama Solo-Surabaya, letak taman Satwa Taru Jurug berada tepat disebelah timur Universitas Sebelas Maret Surakarta.



Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) sejak dulu sudah menjadi salah satu ikon wisata di Kota Solo. Lokasi ini cukup nyaman untuk bersantai sambil menikmati berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Pohon-pohon besar dan rindang bisa menjadi wahana untuk jalan-jalan dan berkeliling bersama keluarga.

FESTIVAL-GETEK
Festival Getek di Bengawan Solo
Koleksi binatang di Taman Satwa Taru Jurug relatif  lengkap, hal ini bisa dijadikan sebagai sarana pengenalan binatang kepada anak-anak maupun pelajar Pra-sekolah maupun Sekolah Dasar. Beberapa fasilitas penunjang di Taman Satwa Taru Jurug diantaranya  masjid, arena bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, dan menunggang gajah. Pada waktu tertentu, anda juga bisa menyaksikan atraksi reog/jaran dor, pertunjukan musik, acara Syawalan dan Festival Gethek yang diselenggarakan setahun sekali.

Suasana Taman Gesang di TSTJ
Suasana Taman Gesang di TSTJ
Di dalam kompleks Taman Satwa Taru Jurug  juga terdapat sebuah monumen untuk menghormati seniman keroncong legendaris Gesang. Di tempat tersebut didirikan  sanggar seni dan patung Gesang sang pencipta lagu Bengawan Solo. Konon kabarnya, Gesang memperoleh inspirasi lagu Bengawan Solo ketika sedang berada di taman ini.

Ngarsopuro

Datang ke Solo belum lengkap jika belum mampir ke Ngarsoupro. Kawasan yang satu ini sengaja ditata secara artistik dengan lampu-lampu di sepanjang jalan dan tempat d2.uduk yang menambah suasana harmonis. Kesan nyeni sangat kuat terasa karena Anda bisa melihat lukisan-lukisan yang terpajang, lampu jalan yang dibungkus sangkar burung, dan patung-patung yang berjajar sepanjang jalannya. So, classic one!!
Kesan vintage terasa sangat kental di Ngarsopuro sehingga kawasan ini sering dijadikan tempat nongkrong oleh kawula muda. Uniknya, Night Market Ngarsopuro hanya bisa dinikmati setiap Sabtu dan Minggu dimulai pukul 19.00—21.00 WIB. Anda bisa melihat berbagai macam produk, mulai dari suvenir, kerajinan tangan, batik, hingga kuliner khas Solo. Semuanya dijual dengan harga miring di Ngarsopuro Night Market yang berlokasi di depan Pasar Triwindu serta pelataran halaman Keraton Mangkunegaran ini.
Di tempat ini juga Anda bisa menjumpai pertunjukan musik dan tari-tarian dari para penggiat seni di Solo. Wisata malam Anda akan lengkap jika berkunjung ke Ngarsopuro. Bisa berwisata sekaligus menikmati khasnya budaya Solo serta membeli barang-barang sebagai suvenir dengan harga yang nyaman di kantong.

About Ayub Pujiyanto

Ayub Pujiyanto
Recommended Posts × +

0 komentar:

Post a Comment